Panduan Mengelola Kebun
Sawit Pribadi
Oleh : Masbukhin
Pradhana )*
)* Petani sawit di
Mukomuko-Bengkulu yang memiliki penangkaran bibit sawit, PT Sawit Kualitas
Utama
Artikel ini berisi tentang
bagaimana mengelola secara praktis kebun kelaa sawit sehingga bisa panen di
usia 2,5 tahun. Hasil tulisan ini bersumber dari pengalaman pribadi yang
dipadukan dengan membaca buku literature serta konsultasi bersama pakar
perkebunan sawit di perusahaan perkebunan.
Para Petani Sawit Indonesia, semoga Anda bisa mendapatkan
manfaat dari membaca panduan ini.
Sawit sarat akan manfaat. Dari buah, pelepah, cangkang, inti
kernel, serabut dan lainnya memililki nilai ekonomis. Tentu penghasil utam dari
tanaman sawit adalah buahnya yang diolah menjadi CPO-Crude Palm Oil. Salah satu
kegunaan CPO adalah untuk bahan utama minyak goreng atau bisa dipergunakan
sebagai bahan campuran minyak bakar.
Hampir di seluruh Indonesia bisa ditanam sawit kecuali
daerah pegunungan yang dingin dan bukan di bebatuan.
Meski begitu, jangan latah menanam sawit. Pastikan ada
pabrik pengolahan yang bisa membeli produk kebun kita.
SYARAT SAWIT BERBUAH
LEBAT:
1. 1. Bibit yang dipakai adalah bibit unggul.
Bibit unggul memiliki ciri : Kecambah
dari produsen yang memiliki ijin dari Departemen Pertanian serta penagkarnya
memiliki ijin dan diawasi oleh Dinas Perkebunan Propinsi, sehingga diberikan
sertifikat/label BP2MB.
Usia tanaman yang baik berusia
antara 9 hingga 14 bulan tanpa memangkas pelepah/daun sehingga tidak stress.
Begitu ditanam apalagi sedang musim hujan, tanaman langsung hidup tanpa stress
sehingga bulan depan bisa ditambahkan pupuk.
2. 2. Cahaya Sinar
Matahari.
Lokasi kebun sawit yang bagus
adalah dekat garis katulistiwa, sehingga sinar matahari cukup tinggi dan bukan
daerah pegunungan. Secara umum di Indonesia bisa ditanam sawit, kecuali daerah
pegunungan, terkait dengan kelembaban (terlalu dingin).
Jarak tanam juga menentukan
pertumbuhan kelapa sawit. Ikuti cara tanam dengan jarak yang dianjurkan sesuai
dengan karateristik bibit, berapakah panjang pelepah. Misal jarak 9 m antar
pokok.
Untuk lahan datar, 1 hektar akan bisa
ditanam 125 hingga 144 batang.
Untuk lahan teras dengan kemiringan
ekstrim, hanya bisa ditanam 100 hingga 120 batang.
3. 3. Curah Hujan
Tanaman Sawit sangat senang air.
Daerah dengan curah hujan tinggi seperti dataran tinggi dan masih banyak hutan,
disenangi oleh sawit.
Meskipun senang air, sawit tidak
mau terendam air.
4. 4. Tanah
Orang bilang sawit ini tanaman
bandel. Ibarat ditanam di bebatuan yang ada sedikit tanah saja bisa hidup. Tapi
tentu tidak bagus. Secara umum di Indonesia termasuk kualifikasi bagus untuk ditanam
sawit.
Biasanya lahan untuk perkebunan
dibagi menjadi 2 klasifikasi, tanah mineral dan tanah gambut. Kedua lahan ini
bisa ditanam sawit.
Di tanah gambut, biasanya kalau
musim hujan airnya suka tergenang. Harus ada perlakuan khusus untuk membuat
siring, jalur air, sehingga tidak terganang.
Untuk tanah perbukitan yang curam
perlu dibuatkan teras, agar pupuk tidak hanyut dan ketika panen memudahkan
pekerjaan pemanen.
Untuk perbukitan yang tidak curam,
cukuplah dibuat tapak kuda 1,5 m persegi untuk menahan air dan pupuk.
5. 5. Sekitar Sawit Bersih Dari Gulma
Tanah yang ada di sekitar sawit
harus bersih dari gulma. Ketika menanam setidaknya jarak 1,5 meter persegi.
Ketika pelepah sudah panjang, setidaknya diameter lingkar pelepah ditambah
setengah meter haruslah bersih dari gulma.
Pembersihan bisa dilakukan dengan
penyemprotan menggunakan racun atau dengan alat potong manual. Penyemprotan
bisa dilakukan 3 bulan sekali.
Di perkebunan, di sela-sela antar
sawit ditanam Cover Crop jenis kacangan India (mukuna). Mukuna ini bisa
mengurangi gulma, menjaga kelembaban tanah dan menambah unsure hara (pupuk).
Penanaman mukuna bisa dengan cara stek dan hasilnya ditanam rasio 1 hektar
200-400 batang.
6. 6. Dipupuk
dengan Dosis Tepat
Unsur hara (pupuk) pokok sawit N, P
dan K. Pupuk dipasaran tersedia dalam kemasan 50 Kg baik tunggal maupun
majemuk/campur. Contoh pupuk majemuk adalah NPK Phonska yang disubsidi
pemerintah. Namun stocknya terbatas. Contoh pupuk non subsidi adalah Kebomas,
Mahkota, Mutiara, dll.
Pupuk diperlukan oleh tanaman, baik
dari batang, pelepah dan tentunya produksi buah.
Pergunakan pupuk yang umum dipakai
oleh perusahaan, sehingga mutunya lebih terjamin. Bukan berarti pupuk lain
tidak bermutu, tapi kita perlu pembuktian dulu, dimana membutuhkan waktu.
Mending kita pergunakan pupuk yang biasa dipergunakan perusahaan atau teman
kita yang sudah membuktikannya.
Pupuk ini harganya mahal dan butuh
waktu untuk memproses. Jangan sampai salah pupuk tidak bermutu. Ketika
mengaplikasikan pun harus dikawal dengan ketat. Karena pupuk ini unsure utama
juga dalam pertumbuhan dan pembuahan.
Penulis sudah membuktikan, di usia
tanam 11 bulan sudah mulai keluar bunga.
7. 7. Kartrasi
Kartrasi adalah proses membuang bunga
pertama.
Penulis telah membuktikan pada usia
antara 11-13 bulan, tanaman sawit telah menghasilkan bunga. Bunga ini harus
dibuang dengan cara dipotong menggunakan dodos khusus. Tujuannya agar pupuk
yang kita berikan dimakan oleh batang dan pelepah terlebuh dahulu. Toh
seandainya jadi, buah itu masih kecil dan tidak laku dijual.
Jadwal kartrasi yang disarankan
adalah bulan ke-14, 16 dan 18.
Sisa bunga yang keluar setelah usia
18 bulan akan menjadi buah siap dipanen diusia 24-28 bulan.
Penulis mengalami hasil panen tidak
rata, ada tanaman yang bisa dipanen diusia 26 bulan ada pula di usia 30 bulan. Hal
ini disebabkan karena tingkat kemiringan tanah tidak sama, atau arah sinar
matahari tidak sama karena kami menanam di area perbukitan. Daerah yang datar,
sebelah timur dan posisi di bawah (banyak dapat air) cenderung panen terlebih
dahulu
DOSIS PUPUK
Tanaman Belum Berbuah
Bulan ke
|
Jenis Pupuk
|
Takaran
|
0
|
CRP
|
300 gr/pokok
|
1
|
NPK 15-15-15
|
1 Kg/pokok
|
3
|
NPK 15-15-15
|
1 Kg/pokok
|
5
|
NPK 15-15-15
|
1 Kg/pokok
|
7
|
NPK 15-15-15
|
1 Kg/pokok
|
9
|
Borate
|
50 gr/pokok
|
10
|
MOP
|
500 gr/pokok
|
11
|
Dolomite
|
1 Kg
|
13
|
NPK 15-15-15
|
1 Kg/pokok
|
14
|
Borate
|
50 gr/pokok
|
15
|
NPK 15-15-15
|
1 Kg/pokok
|
17
|
NPK 15-15-15
|
1 Kg/pokok
|
19
|
NPK 15-15-15
|
1 Kg/pokok
|
21
|
MOP
|
500 gr/pokok
|
23
|
Dolomite
|
1 Kg
|
25
|
NPK 15-15-15
|
1 Kg/pokok
|
Jika perawatan terhadap gulma bagus, dan bibit unggul, insha
Allah pada bulan ke-28 sudah bisa dipanen.
Dosis Pupuk Tanaman
Sudah Berbuah
Usia Tahun ke-3 s/d 7: NPK : 6 Kg, MOP 1 Kg, Kisrite 1 Kg
dan Borate 100 gr per-pokok per-tahun.
Matematika Hasil
Panen
Bibit sawit unggul pertahun minimal menghasilkan 12 buah,
atau kita buat rata-rata 1 buah per-batang perbulan.
Pada usia 30 bulan, buah memiliki berat 4 hingga 5 Kg.
Dengan jumlah pokok 130 batang, akan menghasilkan panen = 520 Kg – 650 Kg.
Namun ketika usia tanaman masih kecil, buah memang berukuran kecil, tapi jumlah
buahnya lebih banyak, bisa 1,5 lipat dari tanaman dewasa. Sehingga panen bisa
menhasilkan hingga 1 ton/bulan.
Pada usia 5 tahun kita panen hingga 1,5 ton perbulan.
Rata-rata berat buah bisa mencapa 10-14 Kg/janjang.
Penjualan hasil panen bisa langsung ke pabrik atau ke
tengkulak. Tentunya ada selisih harga antara dipabrik dan di tengkulak.
Silahkan dihitung nilai ekonomisnya, apakah jumlah hasil panen sudah memadahi jumlahnya
kalau langsung dijual ke pabrik.
Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga bermanfaat.
sayangnya harus punya lahan luas untuk bisa menanam pohon sawit
BalasHapusJenis bibit ppks bgus ngak ya
BalasHapus