Selasa, 25 Juni 2013

Kelapa Sawit Indonesia Antara Potensi dan Issu Lingkungan


Sumber Foto: www.merdeka.com 
Ilustrasi Kebakaran Hutan di Riau

Lahan kelapa sawit di Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Hasil panen kelapa sawit adalah yang nomer Wahid di dunia. Daratan Indonesia masih luas dan masih banyak wilayah yang akan mengembangkan kelapa sawit. Kita sudah bisa melewati Malaysia dari sisi luasan. Namun banyak diantaranya lahan sawit ini dimiliki oleh perusahaan asing, termasuk Malaysia yang lebih dulu memasyarakatkan kelapa sawit. Saat ini pemerintah sudah mulai membatasi kepemilikan asing.

Potensi daratan Indonesia yang dilalui garis katulistiwa sangat cocok untuk menanam kelapa sawit, karena sawit memerlukan sinar matahari yang banyak dan curah hujan yang memadai.

Devisa yang diperoleh Negara atas produk turuan kelapa sawit pun sangat berlimpah, meskipun belum maksimal ditangani

Potensi perkembangan ekonomi daerah ini melalui kelapa sawit ini membuat pemerintah daerah berlomba memanfaatkan lahan tidur di daerahnya disulap menjadi perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit ini akan menambah income daerah terutama manfaat untuk petani plasma yang terangkat ekonominya dari hasil kelapa sawit.

Banyak petani bisa lebih sejahtera dengan berkebun kelapa sawit yang dikelola dengan benar.

Issu Lingkungan

Tentunya issu lingkungan dan pemanasan global menjadi issu hangat yang sering disorot pemerhati lingkungan. Pengusaha perkebunan sering 'dituding' merusak alam.

Kenapa sih issu lingkungan menjadi hangat? Karena kelapa sawit ini menyerap air tanah yang sangat banyak dan setiap pembukaan lahan kelapa sawit akan membersihkan/membunuh pohon keras yang justru menyimpan air. Ini kan membahayakan lingkungan...

Issu yang saat ini sedang hangat adalah eksport asap ke Negara tetangga yang berasal dari kebakaran hutan di Riau. Membersihkan lahan dengan membakar adalah pelanggaran hukum. Namun di lapangan, membersihkan lahan dengan membakar adalah solusi cepat dan 'murah' dan sering menjadi alternative.

Tentunya keseimbangan antara perkembangan ekonomi daerah dengan mengembangkan potensi perkebunan kelapa sawit dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan adalah kunci bumi kita akan tetap lestari.

Mari kita kawal langkah nyata di lapangan.....agar ekonomi tumbuh dan alam lestari

Baca juga: Peta Potensi dan Sebaran Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia: Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit (Siska)

Pembibitan Kelapa Sawit Sampoerna di Bengkulu Bersertifikat Tahap II dimulai

Dua hari yang lalu, 23 Juni 2013, kami menyiapkan penyusunan polybag sebanyak 11.000 buah untuk pembibitan kelapa sawit tahap II di Propinsi Bengkulu. Program ini tidak hanya bertujuan bisnis semata, namun memberikan kemudahan kepada petani atau pun perusahaan yang membutuhkan bibit kelapa sawit siap tanam.

Saat ini kami telah berproses memberikan yang terbaik untuk pembibitan tahap I yang telah berusia 2 bulan, dan rencananya akhir bulan Agustus ini, kami akan memulai tahap II.

Bibitnya jenis apa siich ?

Kami telah mantab menggunakan benih dari Sriwijaya Agro group, PT Bina Sawit di Palembang dan kami memilih varietas Srwijaya-5 (lima) yang memiliki keunggulan:
  1. Buah banyak 12-14 TBS per-batang per-tahun
  2. Pelepah pendek, sehingga per-hektar bisa berisi tanaman lebih banyak
  3. Percepatan meninggi lebih lambat
  4. Bisa ditanam di Tanah S-3 (tingkat kesuburan nomer 3)
  5. Berbuah pasir di usia 18 bulan dan panen di usia 26 bulan
  6. Buah mentah warna hitam dan matang berwarnah merah


Persiapan Proyek II Pembibtan Kelapa Sawit di Bengkulu
Mohon Doa Restu....Bismillahi tawakkaltu 'ala Allaah

*) Pemesanan bibit kelapa sawit unggul bersertifikat di Bengkulu, panen di usia 26-30 bulan: Irwan 082184810519, Harga 40.000,- di Usia lebih dari 8 bulan.

Rabu, 05 Juni 2013

Harga Kelapa Sawit Berbanding lurus dengan CPO Price ?


Sering orang bertanya, kenapa harga kelapa sawit (TBS-Tandan Buah Segar) berfluktuasi? Sering naik-turun seolah tidak menentu. Apakah harga TBS Kelapa Sawit selalu ditentukan oleh naik turunnya harga CPO?
Menurut saya, harga kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa hal:
  1. Pengaruh oleh harga CPO Cruid Palm Oil....Grafik Harga CPO bisa Anda ikuti dari www.palmoilhq.com. Dikarenakan turunan utama dari kelapa sawit adalah CPO, maka secara tidak langsung pengaruh harga CPO akan mempengaruhi harga penerimaan kelapa sawit di Pabrik pengolahannya.
  2. Kapasitas Pabrik Pengolah Kelapa Sawit di suatu daerah. Tidak semua darah memiliki pabrik pengolahan yang banyak. Jika pabrik sedikit dan kapasitas produksinya tidak besar padahal jumlah lahan perkebunan luas, maka dimungkinkan pabrik sering over supply, akibatnya harga bisa tertekan dan petani tidak memiliki posisi tawar. Sebaliknya, di suatu daerah, jumlah pabriknya malah kelebihan....akan terjadi 'rebutan' buah dengan cara menerima buah dengan harga 'lebih mahal'
  3. Harga Kelapa sawit ditentukan juga oleh 'harga kesepakatan antar pemilik pabrik yang 'kemungkinan' juga disetujui oleh pemerintah daerah.
  4. Permainan Tengkulak yang langsung membeli kepada petani dengan memanfaatkan ketidaktahuan informasi. Mungkin harga memang turun dikarenakan beberapa factor diatas, namun tidak separah harga yang diberikan oleh tengkulak.
  5. Infrastruktur dan sarana transportasi. Jarak dari kebun ke pabrik juga menjadi unsur pengurang harga yang diberlakukan oleh tengkulak, sehingga makin jauh, harga akan semakin rendah.
Dari sini, kita sebagai petani harus cerdas dan sering mencari informasi harga kelapa sawit baik dengan melihat perkembangan harga CPO juga bisa memantau harga kelapa sawit antar daerah.
Khusus petani, saya sarankan mendapatkan informasi yang benar dari pabrik, sehingga bisa mendapatkan gambaran, harga yang pantas ketika dibeli oleh tengkulak.

Salam Petani :-)

Pemesanan bibit kelapa sawit unggul bersertifikat di Bengkulu, panen di usia 26-30 bulan: Irwan 082184810519