Senin, 06 April 2015

Panduan Mengelola Kebun Sawit Pribadi Masbukhin

Panduan Mengelola Kebun Sawit Pribadi

Oleh : Masbukhin Pradhana )*
)* Petani sawit di Mukomuko-Bengkulu yang memiliki penangkaran bibit sawit, PT Sawit Kualitas Utama

Artikel ini berisi tentang bagaimana mengelola secara praktis kebun kelaa sawit sehingga bisa panen di usia 2,5 tahun. Hasil tulisan ini bersumber dari pengalaman pribadi yang dipadukan dengan membaca buku literature serta konsultasi bersama pakar perkebunan sawit di perusahaan perkebunan.

Para Petani Sawit Indonesia, semoga Anda bisa mendapatkan manfaat dari membaca panduan ini.

Sawit sarat akan manfaat. Dari buah, pelepah, cangkang, inti kernel, serabut dan lainnya memililki nilai ekonomis. Tentu penghasil utam dari tanaman sawit adalah buahnya yang diolah menjadi CPO-Crude Palm Oil. Salah satu kegunaan CPO adalah untuk bahan utama minyak goreng atau bisa dipergunakan sebagai bahan campuran minyak bakar.
Hampir di seluruh Indonesia bisa ditanam sawit kecuali daerah pegunungan yang dingin dan bukan di bebatuan.
Meski begitu, jangan latah menanam sawit. Pastikan ada pabrik pengolahan yang bisa membeli produk kebun kita.

SYARAT SAWIT BERBUAH LEBAT:

1.      1.  Bibit yang dipakai adalah bibit unggul.
Bibit unggul memiliki ciri : Kecambah dari produsen yang memiliki ijin dari Departemen Pertanian serta penagkarnya memiliki ijin dan diawasi oleh Dinas Perkebunan Propinsi, sehingga diberikan sertifikat/label BP2MB.
Usia tanaman yang baik berusia antara 9 hingga 14 bulan tanpa memangkas pelepah/daun sehingga tidak stress. Begitu ditanam apalagi sedang musim hujan, tanaman langsung hidup tanpa stress sehingga bulan depan bisa ditambahkan pupuk.
2.     2.  Cahaya Sinar Matahari.
Lokasi kebun sawit yang bagus adalah dekat garis katulistiwa, sehingga sinar matahari cukup tinggi dan bukan daerah pegunungan. Secara umum di Indonesia bisa ditanam sawit, kecuali daerah pegunungan, terkait dengan kelembaban (terlalu dingin).
Jarak tanam juga menentukan pertumbuhan kelapa sawit. Ikuti cara tanam dengan jarak yang dianjurkan sesuai dengan karateristik bibit, berapakah panjang pelepah. Misal jarak 9 m antar pokok.
Untuk lahan datar, 1 hektar akan bisa ditanam 125 hingga 144 batang.
Untuk lahan teras dengan kemiringan ekstrim, hanya bisa ditanam 100 hingga 120 batang.
3.   3.     Curah Hujan
Tanaman Sawit sangat senang air. Daerah dengan curah hujan tinggi seperti dataran tinggi dan masih banyak hutan, disenangi oleh sawit.
Meskipun senang air, sawit tidak mau terendam air.
4.       4. Tanah
Orang bilang sawit ini tanaman bandel. Ibarat ditanam di bebatuan yang ada sedikit tanah saja bisa hidup. Tapi tentu tidak bagus. Secara umum di Indonesia termasuk kualifikasi bagus untuk ditanam sawit.
Biasanya lahan untuk perkebunan dibagi menjadi 2 klasifikasi, tanah mineral dan tanah gambut. Kedua lahan ini bisa ditanam sawit.
Di tanah gambut, biasanya kalau musim hujan airnya suka tergenang. Harus ada perlakuan khusus untuk membuat siring, jalur air, sehingga tidak terganang.
Untuk tanah perbukitan yang curam perlu dibuatkan teras, agar pupuk tidak hanyut dan ketika panen memudahkan pekerjaan pemanen.
Untuk perbukitan yang tidak curam, cukuplah dibuat tapak kuda 1,5 m persegi untuk menahan air dan pupuk.
5.      5.  Sekitar Sawit Bersih Dari Gulma
Tanah yang ada di sekitar sawit harus bersih dari gulma. Ketika menanam setidaknya jarak 1,5 meter persegi. Ketika pelepah sudah panjang, setidaknya diameter lingkar pelepah ditambah setengah meter haruslah bersih dari gulma.
Pembersihan bisa dilakukan dengan penyemprotan menggunakan racun atau dengan alat potong manual. Penyemprotan bisa dilakukan 3 bulan sekali.
Di perkebunan, di sela-sela antar sawit ditanam Cover Crop jenis kacangan India (mukuna). Mukuna ini bisa mengurangi gulma, menjaga kelembaban tanah dan menambah unsure hara (pupuk). Penanaman mukuna bisa dengan cara stek dan hasilnya ditanam rasio 1 hektar 200-400 batang.
6.      6.  Dipupuk dengan Dosis Tepat
Unsur hara (pupuk) pokok sawit N, P dan K. Pupuk dipasaran tersedia dalam kemasan 50 Kg baik tunggal maupun majemuk/campur. Contoh pupuk majemuk adalah NPK Phonska yang disubsidi pemerintah. Namun stocknya terbatas. Contoh pupuk non subsidi adalah Kebomas, Mahkota, Mutiara, dll.
Pupuk diperlukan oleh tanaman, baik dari batang, pelepah dan tentunya produksi buah.
Pergunakan pupuk yang umum dipakai oleh perusahaan, sehingga mutunya lebih terjamin. Bukan berarti pupuk lain tidak bermutu, tapi kita perlu pembuktian dulu, dimana membutuhkan waktu. Mending kita pergunakan pupuk yang biasa dipergunakan perusahaan atau teman kita yang sudah membuktikannya.
Pupuk ini harganya mahal dan butuh waktu untuk memproses. Jangan sampai salah pupuk tidak bermutu. Ketika mengaplikasikan pun harus dikawal dengan ketat. Karena pupuk ini unsure utama juga dalam pertumbuhan dan pembuahan.
Penulis sudah membuktikan, di usia tanam 11 bulan sudah mulai keluar bunga.
7.     7.   Kartrasi
Kartrasi adalah proses membuang bunga pertama.
Penulis telah membuktikan pada usia antara 11-13 bulan, tanaman sawit telah menghasilkan bunga. Bunga ini harus dibuang dengan cara dipotong menggunakan dodos khusus. Tujuannya agar pupuk yang kita berikan dimakan oleh batang dan pelepah terlebuh dahulu. Toh seandainya jadi, buah itu masih kecil dan tidak laku dijual.
Jadwal kartrasi yang disarankan adalah bulan ke-14, 16 dan 18.
Sisa bunga yang keluar setelah usia 18 bulan akan menjadi buah siap dipanen diusia 24-28 bulan.
Penulis mengalami hasil panen tidak rata, ada tanaman yang bisa dipanen diusia 26 bulan ada pula di usia 30 bulan. Hal ini disebabkan karena tingkat kemiringan tanah tidak sama, atau arah sinar matahari tidak sama karena kami menanam di area perbukitan. Daerah yang datar, sebelah timur dan posisi di bawah (banyak dapat air) cenderung panen terlebih dahulu

DOSIS PUPUK

Tanaman Belum Berbuah
Bulan ke

Jenis Pupuk
Takaran
0
CRP
300 gr/pokok
1
NPK 15-15-15
1 Kg/pokok
3
NPK 15-15-15
1 Kg/pokok
5
NPK 15-15-15
1 Kg/pokok
7
NPK 15-15-15
1 Kg/pokok
9
Borate
50 gr/pokok
10
MOP
500 gr/pokok
11
Dolomite
1 Kg
13
NPK 15-15-15
1 Kg/pokok
14
Borate
50 gr/pokok
15
NPK 15-15-15
1 Kg/pokok
17
NPK 15-15-15
1 Kg/pokok
19
NPK 15-15-15
1 Kg/pokok
21
MOP
500 gr/pokok
23
Dolomite
1 Kg
25
NPK 15-15-15
1 Kg/pokok

Jika perawatan terhadap gulma bagus, dan bibit unggul, insha Allah pada bulan ke-28 sudah bisa dipanen.

Dosis Pupuk Tanaman Sudah Berbuah
Usia Tahun ke-3 s/d 7: NPK : 6 Kg, MOP 1 Kg, Kisrite 1 Kg dan Borate 100 gr per-pokok per-tahun.

Matematika Hasil Panen
Bibit sawit unggul pertahun minimal menghasilkan 12 buah, atau kita buat rata-rata 1 buah per-batang perbulan.
Pada usia 30 bulan, buah memiliki berat 4 hingga 5 Kg. Dengan jumlah pokok 130 batang, akan menghasilkan panen = 520 Kg – 650 Kg. Namun ketika usia tanaman masih kecil, buah memang berukuran kecil, tapi jumlah buahnya lebih banyak, bisa 1,5 lipat dari tanaman dewasa. Sehingga panen bisa menhasilkan hingga 1 ton/bulan.
Pada usia 5 tahun kita panen hingga 1,5 ton perbulan. Rata-rata berat buah bisa mencapa 10-14 Kg/janjang.
Penjualan hasil panen bisa langsung ke pabrik atau ke tengkulak. Tentunya ada selisih harga antara dipabrik dan di tengkulak. Silahkan dihitung nilai ekonomisnya, apakah jumlah hasil panen sudah memadahi jumlahnya kalau langsung dijual ke pabrik.


Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga bermanfaat.

2 komentar: